Produksi Tempe
1. Gambar kegiatan produksi
2. Kegiatan produksi yang meliputi:
a. Proses produksi Tempe
b. Bahan-bahan yang digunakan:
1) Kacang kedelai 2kg
2) Ragi tempe 1sdm
3) Tepung sagu/tapioka 1sdm
4) Air secukupnya
c. Alat yang digunakan:
1) Panci
2) Wadah datar/talam
3) Alas kain/handuk
4) Wadah yang cekung/mangkok
5) Garpu dan sendok
6) Plastik
7) Daun pisang/daun pisang
d. Jelaskan/uraikan cara membuat:
· Pembersihan. Air direbus dalam panci sampai mendidih dan angkat. Masukkan kedelai kedalam panci berisi air mendidih tadi dan diamkan sampai airnya hangat. Buang kulit kedelai hingga bersih.
· Pemasakan. Seteleh itu rebus kedelai sampai airnya mengeluarkan buih/ empuk. Kemudian buang air rebusan tadi hingga kering, masukkan kacang kedelai ke wadah datar. Dimana wadah ini harus diberi alas kain/ handuk agar tempe cepat meresap dan kering.
· Peragian. Seteleh kacang kering, pindahkan kewadah yang cekung/ bowl. Masukkan Ragi tempe dan tepung sagu kedalam kedelai, aduk dan campur hingga merata.
· Pengemasan. Masukkan tempe kedalam plastik/ daun pisang dan tutup rapat ujung plastik. Tusuk-tusuk plastik secukupnya dari kedua sisi, agar tempe tetap mendapatkan udara.
· Penyimpanan. Setelah selesai semua sekarang adalah tahap penyimpanan. Simpan tempe ke dalam tempat/kotak yang hangat. Tutup tempe dengan kain/handuk dan simpan selama 3 hari. Seteleh 3 hari tempe pun siap di olah menjadi aneka masakan.
e. Baranga yang dihasilkan apa?
Barang yang dihasilkan adalah Tempe, Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di Indonesia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya dilindungi undang-undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak paten).